Penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung oleh setiap murid atau dalam hal mengikut Kristus. penderitaana juga merupakan salah satu bagian dalam setiap aspek kehidupan manusia yang harsu dijalani meskipun itu pun tidak menyenangkan bagi sebagian manusia itu sendiri. Tetapi secara umum sebagian manusia takut akan adanya penderitaan itu sendiri. Dan penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko “ hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatNya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang sudah pasti bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari Tuhan.
Penderitaan adalah hal yang menyakitkan atu yang tidak menyenangkan, misalnya musibah yang menyebabkan luka ditubuh, kesedihan, kehilangan orang yang dikasihi, diperlakukan secara tidak adil oleh orang lain, dan sebagainya. Penderitaan datang untuk menjadikan seseorang lebih bijaksana, untuk menghapuskan kesombongan diri dan kehidupan yang semu, untuk meluaska cakrawala pikiran. Tujuan penderitaan ialah : untuk memperbaiki hal-hal yang rusak dalam kepribadian seseorang.
Apa itu bersama Kristus?
Biasanya kita berpikir tentang kesengsaraan yang Paulus katakan : mengerjakan kepada kita satu kemuliaan kekal! Dalam kategori penyikasaan yang hebat atau mati Syahid. Apakah jenis penderitaan ini termasuk termasuk dalam “ kesengsaraan yang ringan ? apakah ini dimaksudkan : “Jika kita menderita kita jug akan memerintah “ dan jika demikian kit jug akan dimuliakan bersama ?”
Jawabannya boleh
jadi bahwa : tidak selalu perangai/sifat Kesengsaraan yang menentukan
nilai-nilai rohani tetapi lamanya kesengsaraan itu berlangsung dan reaksi
seseorang terhadapnya. Semu kesengsaraan membawa bermaksud untuk membawa
seseoraang kepada Allah, maksudnya untuk mengerjakan ketaatan yang sempurna,
menambah kesabaran, memperbesar keindahan rohani dan lebih mengasihi Allah dan
manusia dari pada diri sendiri.
Kebutuhan untuk tiap penderitaan.
Allah yang secara khusus memilih alat-alat yang
Ia butuhkan untuk merancang dan memampukan mempelai wanita-Nya, untuk
peranannya yang unik dan pelayanannya dalam kerajaan kekal.
Kasih menderita dengan sukarela.
Paulus berkata : Kasih itu menderita ( Surat I Korintus.
13:4). Artinya : kasih harus menderita dengan sukarela. Allah itu kasih,
tetapi tidak ada kasih tanpa derita dengan sukarela. Kasih yang tidak menerima
penderitaan dengan sukarela adalah kasih yang tidak sesuai karena inti kasih
adalah desentralisasi yaitu penyangkalan diri demi kepentingan orang lain.
Seringkali Tuhan pun seakan-akan
membiarkan diri kita mengalami hal yang sama seperti yang dialami bangsa
Israel. Akan tetapi, baik melalui keadaan yang sulit, penderitaan yang kita
alami maupun orang-orang yang ada disekitar kita, semua itu sebenarnya dipakai
Tuhan untuk menguji dan melatih kita. Kita harus menyadari bahwa, mengapa kita
harus erada ditengah-tengah lingkungan sekitar kita ? Atau keluarga kita ? Atau
teman-teman kita sekerja maupun sepelayanan? Bahkan, mengapa kita hidup di
negara ini ? Semua itu terjadi karena Tuhan mempunyai maksud dan kehendak yang
amat indah bagi kehidupan kita sebagai umatNya. Begitu banyak pemahaman
sekarang ini tentang sebuah penderitaan. Tetapi yang akan saya bahas dalam makalah
ini adalah apakah makna penderitaan berdasarkan II Timotius 2:1-13? dan bagaimana cara kita sebagai orang percaya menghadapi penderitaan
tersebut.
“Ikutlah
menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.” (II Tim.
2:3). Penderitaan dalam konteks II Timotius ini merupakan suatu ajakan untuk
ikut menderita bersama Kristus sebagai seorang Kristen yang benar-benar
memahami akan penderitaan Kristus. Karena Kristus menderita bukan karena
dosaNya melainkan karena dosa kita sehingga Ia telah mengalami penderitaan
terbesar yang pernah dikenal oleh manusia.
Menurut Billy Graham dalam bukunya yang
berjudul Hingga Harmagedon mengatakan bahwa “Tak ada seorang pun dalam sejarah
yang pernah menderita lebih dari Yesus Kristus. Puncak penderitaanNya sampai
pada salib kalvari, lambang tertinggi dari penderitaan badan dan rohani.”
Melalui konteks inilah seorang Paulus mengajak kita untuk ikut memahami
dan bahkan menderita sebagai seorang prajurit Kristus. Tetapi sedikit
saja orang-orang yang menyadari akan kebenaran ini. Banyak orang menganggap
bahwa karena Tuhan Yesus telah telah menderita bagi kita orang yang
percaya kepadaNya maka sekarang kita tidak akan merasakan yang namanya
penderitaan. Tetapi inilah anggapan yang salah. Penderitaan akan terus
berlangsung dan bertambah-tambah sampai mencapai puncak kehebatannya pada zaman
kepicikan besar yang akan terjadi dalam dunia ini, bias kilat di ayat, 3.
Berulang kali Paulus menekankan bahwa kita sebagai orang yang menaruh iman percaya kepada Kristus, penderitaan akan mempunyai arti tersendiri. Karena saat kita menderita Karena Kristus, maka itu berarti kita turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dan bahkan menggenapi penderitaan Kristus. Memang ada beberapa hal yang menjadikan orang yang percaya kepada Yesus menderita, menurut Billy Graham dalam bukunya yang berjudul Hingga Harmagedon diantaranya : “Umat manusia menderita karena mereka adalah manusia, umat manusia layak menderita karena mereka layak menderita, tidak ada lubang perlindungan Kristen, Allah memakai penderitaan dan pencobaan-pencobaan untuk mendidik kita, gunanya didikan, supaya kita tetap rendah hati dan tekun berdoa, serta untuk mendidik kita jadi sabar.” Tetapi dalam konteks II Timotius ini Paulus tidak mengambil dari ketujuh penyebab penderitaan yang di utarakan oleh Billy Graham melainkan Paulus mengambil sebuah alasan yaitu menderita karena Injil. Seperti yang Paulus sendiri katakan bahwa “Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak akan terbelenggu.” II Timotius 2:9. Menderita karena Injil, mungkin ini adalah salah satu “salib” yang harus dipikul oleh setiap orang Kristen. Menurut Adina Chapman yang menulis buku pengantar perjanjian baru, “Salib itu tidak dapat dilepaskan dan dipisahkan dari pilihan sorgawi.” Artinya bahwa kita yang merupakan warga Sorgawi akan terus berhadapan dengan berbagi salib sampai kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kalinya. Tetapi “salib” ini tidak akan pernah menyamai salib yang telah menjadi saksi kemenangan atas maut di bukit Golgota.
Penderitaan karena Injil sudah menjadi hal
yang tidak asing lagi bagi seorang Rasul Paulus dalam pelayanannya. Dari
beberapa suratnya, Paulus secara terang-terangan menyebutkan bahwa penderitaan
yang ia alami karena Injil sampai ia mati pun karena Injil Kristus yang ia
beritakan. Memang tidak ada seorang pun yang akan terbebas dari penderitaan
seperti yang di ungkapkan Billy Graham bahwa “Tidak ada seorang pun yang akan dibebaskan
dari sentuhan tragedi : baik orang Kristen maupun yang bukan; baik orang kaya
maupun orang miskin; baik pemimpin maupun orang dewasa.penderitaan tidak
memandang bangsa, sosial, politik maupun ekonomi.” Tetapi penderitaan karena
Injil hanya dialami oleh orang-orang tertentu yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dengan sepenuh
hati, tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak mana pun.
Dalam penderitaan yang dialami oleh Paulus karena Injil
keselamatan yang ia beritakan, dia tidak pernah mengeluh dan tidak berbuat
dosa. Paulus sendiri mengungkapkannya bahwa “Karena itu aku sabar menanggung
semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat
keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.” (II timotius
2:10). Ini merupakan sebuah contoh yang sangat luar biasa yang
ditunjukkan oleh seorang yang benar-benar telah menyakini panggilannya dari
Tuhan.
Begitu banyak penderitaan yang di alami oleh seorang Paulus
dalam pelayanannya yang jika kita pikir secara duniawi itu adalah sebuah
kemustahilan untuk dilalui dengan penuh kesabaran. Tetapi Paulus tahu bahwa
akhir dari semuanya itu adalah sebuah kemenangan yang kekal bersama Kristus.
Seperti yang dikatakan Warre W. Weirsbe dalam bukunya yang berjudul Pengharapan
Di dalam Kristus bahwa “Apabila kita bergantung pada kasih karunia Allah,
kita dapat bertahan dalam penderitaan, bahkan dapat mengubah penderitaan itu
menjadi kemenangan.”
Bukan hanya karena Paulus mengetahui tujuan akhir dari semua
penderitaan yang dia tanggung dengan sabar, tetapi hal yang pertama-tama diakui
oleh Paulus adalah karena adanya kasih karunia Allah yang selalu
menyertainya sehingga ia bisa menjalankan tugas sebagai seorang prajurit
Kristus.
Di dalam kehidupan kita sekarang ini, menderita untuk ikut
mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus adalah suatu hal yang sungguh
sangat sulit bagi sebagian kita orang percaya. Kita mengaku percaya tetapi kita
masih ragu-ragu dan bahkan kita sering tidak mau dan merasa tidak sanggup untuk
ikut mengambil bagian di dalam penderitaan Kristus. Menderita karena Kristus
bagi setiap kita yang menaruh iman percaya di dalam Kristus Yesus
merupakan suatu penderitaan yang bukan tanpa alasan yang jelas. Memang dalam
dunia sekarang ini tidak sama saat dunia dimana Tuhan Yesus hidup di dunia,
mungkin sekarang kita tidak memikul sebuah kayu salib yang begitu berat seperti
yang di pikul oleh Tuhan Yesus ke atas bukit Golgota.
Menderita karena Kristus berarti Kristus ada di pihak kita, tetapi sering kali kehidupan sekarang ini kita sebagai orang yang percaya akan Kristus masih dalam keadaan yang labil dan sering berpikir bahwa kita tidak akan mampu melewati penderitaan ini. Jika kita benar-benar percaya bahwa kita menderita karena Kristus, sebagai seorang yang beriman kepadaNya, tidak seharusnya kita bimbang ataupun menyerah. Tetapi sebaliknya kita harus percaya bahwa penderitaan yang kita alami karena Kristus dapat kita lalui dengan Kristus Pula.
Kebanyakan Realita atau faktanya yang terjadi dalam kehidupan kita sekarang ini, saat kita bisa melalui penderitaan yang oleh Kristus kita bisa melewatinya, kita kadang menjadi seperti seorang yang amnesia, kita melupakan Tuhan, kita menganggap bahwa kita dapat melaluinya karena kekuatan kita sendiri. Tetapi kita sebagai seorang yang percaya dan menaruh pengharapan kepadaNya, janganlah sekali-kali kita melupakan Tuhan. Karena kita tahu bahwa di luar Tuhan tidak ada yang mampu kita kerjakan sebagai manusia. Begitu pula penderitaan yang kita alami karena Injil Kristus, sebelumnya kita telah membahas tentang penderitaan yang kita alami oleh karena Kristus dan sekarang kita membahas mengenai penderitaan karena Injil Kristus. Kedua-dua mungkin tidak terlalu berbeda, tetapi penderitaan karena Injil adalah sebuah penderitaan karena kita mengabarkan sebuah kabar sukacita, kabar keselamatan. Mengabarkan Injil bukanlah suatu pekerjaan yang muda. Mengabarkan Injil adalah suatu pekerjaan yang merupakan pekerjaan Roh Kudus, kita hanya sebagai alat untuk menyampaikan kabar sukacita ini.
Menderita karena Injil atau kabar keselamatan telah kita dengar bahwa telah begitu banyak orang-orang terdahulu yang bahkan sampai matipun karena mereka tetap pergi memberitakan Injil keselamatan. Mereka melakukan hal itu karena mereka adalah orang-orang yang telah mengerti bahwa Injil atau kabar keselamatan bukan hanya untuk orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus tetapi kepada semua orang. Terutama untuk mereka yang masih hidup dalam “kegelapan” sehingga suatu kelak meraka akan keluar dari “ kegelapan” itu menuju ke terang keselamatan yang hanya ada di dalam Yesus Kristus.
Jadi, kita yang telah mendengar tentang Injil keselamatan itu,
yang telah keluar dari “kegelapan”, seharusnya kita juga harus pergi
untuk memberitahukannya kepada semua orang akan kabar keselamatan ini.
Janganlah kita menyimpan kabar sukacita yang telah kita dengar. Meskipun kita
harus menderita karena Injil ini. Tetapi kita tahu bahwa dalam
penderitaan yang dialami oleh Paulus dihadapinya dengan penuh kesabaran dan
tuntunan oleh Roh Kudus. Mengandalkan kekuatan untuk mengahadapi penderitaan
karena Injil bukanlah jalan yang tepat. Penuh kesabaran dalam menghadapai setia
penderitaan yang kita alami baik itu penderitaan karena Kristus ,penderitaan karena
Injil Kristus, dll. Adalah salah satu jalan yang terbaik. Tetapi yang paling
harus kita ingat dalam setiap penderitaan kita orang-orang yang percaya dan
menderita bukan karena dosa adalah bahwa kasih karunia dari Kristus Yesus akan
selalu menyertai kita. Namun, kadang Allah seakan diam dalam setiap penderitaan
yang kita alami sekarang. Tetapi di dalam Injil Yohanes, Yesus berkata bahwa
“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam
Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku
telah mengalahkan dunia.”Yohanes. 16:33. Tetapi dalam kehidupan orang percaya
sekarang, banyak saudara-saudara kita yang jatuh karena mereka tidak sabar
dalam menghadapi penderitaan yang di izinkan terjadi oleh Tuhan. Mereka seakan
tidak mempunyai keyakinan dan pengharapan dalam penderitaan mereka. Mereka
mengandalkan kekuatan mereka sendiri karena mereka tidak sadar bahwa kemampuan
mereka terbatas. Tuhan Yesus telah memberikan suatu pengharapan kepada semua
orang percaya dalam sebuah penderitaan. Yesus telah mengatakannya sendiri bahwa
Dia telah mengalahkan dunia yang fana ini. Jadi untuk apa kita takut
mengahadapi penderitaan yang di izinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita. Memang
Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan yang mudah. Tetapi walaupun kita dalam
penderitaan bersama Kristus, kita harus menghadapinya dengan penuh kesabaran ,
kenyakinan, dan pengharapan akan Kristus. Janganlah lagi kita menyalahkan
Tuhan, dan janganlah berkeluh-kesah. Tetaplah bersabar dalam menghadapi
penderitaan bersama Kristus.
Tuhan Yesus Memberkati