Sejarah Bangsa Israel hingga Kristus
Syalom saudara yang dikasihi dan diberkati oleh Tuhan Yesus Kristus. Mari kita kaji secara garis besar tentang sejarah bangsa Israel di perjanjian lama hingga kelahiran Tuhan Yesus dalam perjanjian baru.
Perjanjian dengan Abraham
Sejarah bangsa Israel dimulai dengan perjanjian Allah dengan Abraham, nenek moyang mereka. Allah berjanji kepada Abraham untuk memberikan kepada keturunannya tanah Kanaan sebagai milik mereka (Kejadian 12:1-3). Ini merupakan awal dari bangsa Israel sebagai bangsa yang dipilih oleh Allah.
Perbudakan di Mesir
Keturunan Abraham, yakni Yakub (Israel), dan keluarganya pindah ke Mesir karena kelaparan. Mereka menjadi bangsa yang besar dan kuat di sana, tetapi kemudian diperbudak oleh Firaun Mesir (Keluaran 1:8-14). Di bawah pimpinan Musa, Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan tersebut dalam peristiwa keluar dari Mesir atau eksodus (Keluaran 12:31-42).
Pemberian Taurat di Gunung Sinai
Setelah keluar dari Mesir, bangsa Israel mencapai Gunung Sinai, di mana Allah memberikan Taurat atau hukum-Nya kepada mereka melalui Musa (Keluaran 19-20). Ini menjadi dasar bagi hukum dan peraturan yang mengatur kehidupan sosial, moral, dan agama bangsa Israel.
Periode Hakim-hakim
Setelah meninggalkan Gunung Sinai, bangsa Israel memasuki tanah Kanaan dan mengalami masa yang disebut sebagai periode hakim-hakim, di mana mereka dipimpin oleh sejumlah hakim yang ditunjuk oleh Allah untuk memberi mereka bantuan dan kemenangan atas musuh-musuh mereka.
Pendirian Monarki
Bangsa Israel meminta Allah untuk memberikan mereka raja seperti bangsa-bangsa lain. Allah mengabulkan permintaan mereka dan Saul menjadi raja pertama Israel. Saul digantikan oleh Daud, yang diangkat menjadi raja oleh Allah. Daud memerintah dengan bijaksana dan berhasil menaklukkan banyak musuh Israel.
Pembagian Kerajaan
Setelah kematian Daud, kerajaan Israel terbagi menjadi dua: Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan Yehuda di selatan. Ini disebabkan oleh pemberontakan dari suku-suku utara. Periode ini ditandai oleh kekacauan, pemberontakan, dan kebangkitan nabi-nabi yang mengingatkan bangsa Israel untuk kembali kepada Allah.
Penghancuran Kerajaan
Karena berbagai dosa dan pemberontakan, Allah mengizinkan bangsa Israel ditaklukkan oleh bangsa-bangsa asing. Kerajaan Israel di utara dihancurkan oleh Asyur, sedangkan Kerajaan Yehuda di selatan dihancurkan oleh Babel. Bani Israel diangkut ke pembuangan Babel sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka.
Periode Pembuangan
Bangsa Israel mengalami periode pembuangan yang berlangsung selama beberapa dekade di Babel. Selama masa ini, para nabi seperti Daniel dan Yehezkiel memberikan pengajaran dan penghiburan kepada bangsa Israel.
Kembalinya dari Pembuangan
Setelah pembuangan berakhir, sebagian bangsa Israel kembali ke tanah air mereka di bawah pimpinan Zerubabel, Ezra, dan Nehemia. Mereka membangun kembali Yerusalem dan Bait Allah.
Periode Antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Setelah periode Perjanjian Lama berakhir, bangsa Israel tetap berada di bawah pengaruh kekuasaan asing, terutama kekuasaan Romawi. Selama periode ini, muncul harapan akan kedatangan Mesias yang dijanjikan.
Kedatangan Yesus Kristus
Menurut Perjanjian Baru, Yesus Kristus, Sang Mesias yang dinantikan, dilahirkan di Bethlehem dari keluarga bangsa Israel. Dia memulai pelayanan-Nya di Galilea dan Yudea, mengajar, melakukan mujizat, dan memberikan keselamatan melalui kematian dan kebangkitan-Nya.
Gereja
Gereja tidak pernah ada tanpa kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus di Sorga. setelah ketiga peristiwa ini Gereja harus menjadi saksi Kristus di penjuru dunia.
1. Kematian Yesus
Kematian Yesus Kristus merupakan peristiwa yang sangat penting dalam Kekristenan, menandai puncak dari misi penebusan-Nya. Peristiwa ini terjadi di Yerusalem sekitar tahun 30-33 Masehi, dan dicatat dalam keempat Injil yaitu: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
Penangkapan dan Pengadilan: Yesus ditangkap di Taman Getsemani setelah dikhianati oleh salah satu murid-Nya, Yudas Iskariot. Dia kemudian diadili oleh Sanhedrin, mahkamah agama Yahudi, dan dituduh melakukan penghujatan karena mengklaim sebagai Anak Allah (Injil Matius 26:57-68; Markus 14:53-65; Lukas 22:66-71; Yohanes 18:19-24).
Pengadilan oleh Pilatus: Yesus dibawa ke hadapan Pontius Pilatus, gubernur Romawi, karena hanya otoritas Romawi yang memiliki wewenang untuk menjatuhkan hukuman mati. Pilatus, meskipun tidak menemukan kesalahan pada Yesus, akhirnya menyerah pada tekanan orang banyak yang menuntut penyaliban-Nya (Injil Matius 27:11-26; Markus 15:1-15; Lukas 23:1-25; Yohanes 18:28-19:16).
Penyaliban: Yesus disalibkan di Golgota, sebuah bukit di luar Yerusalem. Dia mengalami siksaan yang luar biasa dan akhirnya wafat setelah beberapa jam tergantung di kayu salib. Dalam kematian-Nya, Yesus menanggung dosa seluruh umat manusia, menjadi korban penebusan yang sempurna (Matius 27:32-56; Markus 15:21-41; Lukas 23:26-49; Yohanes 19:17-37).
2. Kebangkitan Yesus
Kebangkitan Yesus dari antara orang mati adalah pusat dari iman Kristen, membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah yang berkuasa atas dosa dan maut.
Kebangkitan pada Hari Ketiga: Menurut catatan Injil, Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga setelah penyaliban-Nya. Kebangkitan-Nya pertama kali diketahui oleh para wanita yang datang ke makam Yesus untuk meminyaki tubuh-Nya, tetapi mendapati makam itu kosong dan mendengar kabar dari malaikat bahwa Yesus telah bangkit (Matius 28:1-10; Markus 16:1-8; Lukas 24:1-12; Yohanes 20:1-18).
Penampakan setelah Kebangkitan: Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya dan banyak pengikut lainnya dalam berbagai kesempatan setelah kebangkitan-Nya. Dia menunjukkan luka-luka-Nya untuk membuktikan bahwa Dia benar-benar telah bangkit secara fisik. Penampakan ini termasuk pertemuan dengan dua murid di jalan menuju Emaus, penampakan kepada sepuluh murid di ruangan terkunci, dan penampakan kepada lebih dari lima ratus orang sekaligus (Lukas 24:13-49; Yohanes 20:19-29; 1 Korintus 15:3-8).
3. Kenaikan Yesus
Setelah empat puluh hari menampakkan diri dan mengajar para murid-Nya, Yesus naik ke surga.
Perintah Terakhir dan Janji Roh Kudus: Sebelum naik ke surga, Yesus memberikan perintah terakhir kepada murid-murid-Nya untuk menjadi saksi-Nya di seluruh dunia dan menjanjikan kedatangan Roh Kudus yang akan memberikan mereka kuasa untuk melakukan tugas ini (Matius 28:16-20; Kisah Para Rasul 1:4-8).
Kenaikan ke Surga: Yesus dibawa ke surga di hadapan murid-murid-Nya di Bukit Zaitun. Peristiwa ini menandakan bahwa Yesus telah kembali ke kemuliaan-Nya di sebelah kanan Allah Bapa, di mana Dia akan berperan sebagai pengantara dan Raja yang memerintah hingga kedatangan-Nya yang kedua kali (Lukas 24:50-53; Kisah Para Rasul 1:9-11).
Janji Kedatangan Kembali: Dua malaikat yang hadir pada saat kenaikan Yesus memberi tahu para murid bahwa Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti mereka melihat Dia naik ke surga. Ini memberikan pengharapan akan kedatangan Kristus yang kedua untuk menegakkan Kerajaan Allah sepenuhnya (Kisah Para Rasul 1:10-11).
Kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus adalah inti dari iman Kristen, yang menegaskan kuasa dan kasih Allah dalam rencana keselamatan bagi seluruh umat manusia. Melalui peristiwa-peristiwa ini, Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Juruselamat yang dijanjikan, yang membawa pengampunan dosa dan kehidupan kekal bagi semua yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati