Memahami Kitab Puisi
Apa Saja kitab Puisi dan Hikmat itu?
1 . Kitab Ezra dan Nehemia
Ezra dan Nehemia adalah para pembaru yang hidup sezaman pada
periode pasca pembuangan.
Seperti para pendahulu mereka, yaitu Hagai dan Zakharia, mereka
mempunyai pelayanan yang saling melengkapi di Yerusalem baik yang bersifat
fisik maupun yang rohani.
Tujuan dari pada kitab Ezra dan Nehemia untuk memperlihatkan
banyak cara kalau Allah itu setia bekerja di dalam memulihkan bangsa Israel
kenegeri mereka setelah pembuangan Babilonia.
Komposisi yangs sebenarnya dari Kitab Ezra-Nehemia terdiri atas
beberpa tahap dan barangkali diselesaikan sekitar tahun 400 SM. Urutan
penyusunannya bisa diuraikan sebagai berikut :
- Ezra dan Nehemia menulis
riwayat hidup singkat pribadi mereka ( kira-kira 440-420 SM )
- Penulis Tawarikh itu menggabungkan
sumber-sumber riwayat hidup Ezra dan Nehemi, dan sengaja merangkaikan
materi tersebut.
- Penulis
Tawarikh menambahkan narasi Sesbazar/zerubabel sebagai kata pengantar atau
pendahuluan, pada riwayat hidup Ezra dan Nehemia.
Ezra adalah salah satu dari dua kitab perjanjian Lama dengan
banyak bagian teks yang ditulis dalam bahasa Aram dan bukan dalam bahasa Ibrani
( Ezra. 4:8-6:18; 7:12-26 , bandingkan Daniel. 2:4-7:28 ).
Yerusalem pada masa Ezra dan Nehemia sedikit berbeda dari
Yerusalem pada waktu Hagai dan Zakharia bernubuat sekitar 60 tahun sebelumnya/
sekitar tahun 520-518 SM ( Ezra. 5:1-2 ). Pembangunan Bait Suci yang
kedua hanya merupakan bayangan dari bangunan megah yang didirikan oleh
Salomo ( Ezra. 3:12 ). Situasi ini belum benar-benar berubah ketika Ezra dan
Nehemia tiba di Yerusalem sekitar pertengahan abad ke-5SM. Inisiatif Nehemia
untuk memperbaiki kembali tembok-tembok Yerusalem dilakukan sementara
menghadapi penolakan keras dan koalisi musuh-musuh asing setempat, termasuk
Sanbalat ( gubernur Samaria yang memegang pengawasan atas propinsi
Yehuda), Tobia yang disebut ( orang Amon , dan anggota yang berpengaruh
dari kaum ningrat di Yerusalem karena perkawinannya), Gasem ( seorang pejabat
Arabia ), dan orang Arab, orang Amon dan orang Asdod ( Neh. 4:1-9 ). Tiga
pilihan untuk kronologi pelayanan Ezra di yerusalem telah muncul dari diskusi
tersebut : pandangan
- Ezra tiba di Yerusalem
selama tahun ketujuh dari pemerintahan Raja Artahsasta I, atau tahun
458 SM ( Ezra. 7:8).
- Ditetapkan atas dasar asumsi
bahwa teks Ezra 7:8 sudah menyimpang dari aslinya sebagai akibat dari
transmisi manuskrip dan seharusnya dibaca tahun “ketiga puluh tujuh” dari
pemerintahan Artahsasta I dan bukannya ketujuh.
- Ezra
melayani di Yerusalem selama tahun kr-7 dari pemerintahan Artahsasta
II, atau sekitar 398 SM.
Kitab Ezra dimulai dengan menceritakan proklamasi Koresy
untuk pemugaran Yerusalem (Ezr. 1:1-4 ), dan kitab Nehemia diakhiri
dengan berbagai pemabaruan yang dilakukan oleh Nehemia selama masa jabatan yang
kedua sebagai bu[ati Yerusalem yang diangkat oleh kerjaan Persia ( Neh. 13:6-30
).
Tiga unit materi yang cukup banyak dapat diketahui dengan cepat :
- Narasi Sesbazar/ Zerubabel (
Ezr.1:6)
- Riwayat hiduo Ezra ( Ezr. 7-10;
Nehemia 7:73-10:39 )
- Riwayat
hidup Nehemia ( Neh. 1:1-7:73; 11:31 ).
Garis besar seluruh karya tulisnya menunjukkan adanya kesengajaan
dalam merangkai dan menyelipkan pada unit-unit sastra oleh penyusunnya.
2. Kitab Ester
Latar belakang kitab ini adalah kerjaan
Persia pada awal sampai pertengahan abad ke-5 SM, jadi jelaslah bahwa kitab ini
pasti ditulis sesudah waktu itu. Xerxes I dikenali sebagai Ahasyweros dan
memerintah dari tahun 465 SM. Dia adalah putra Darius Agung yang sangat
berhasil, yang telah menguasai bagian-bagian dari India dan Eropa Timur dan
menjadikannya bagian dari imperiumnya yang sedang berkembang. Tujuan dari kitab
Ester adalah untuk mempersiapkan bahwa Allah dapat menggenapi maksud-maksudNya
melalui “peristiwa-peristiwa kebetulan”semudah seperti yang dapat Dia lakukan
melalui mukjizat-mukjizat pembebasan yang besar. Kitab Ester menyampaikan
beberapa pendapat yang amat khsusus mengenai tindakan-tindakan penyelamatan
yang dilakukan oleh Tuhan. Sejarah Israel penuh dengan kejadian-kejadian yang
mengagumkan ketika Tuhan turun tangan demi Umat perjanjianNya. Tetapi allah
tidak begitu dalam kitab Ester. Kitab Ester dibaca setiap tahun pada waktu
orang Yahudi “undi-undi.
Garis besar kitab Ester:
I . Ester mulai berkuasa ( psl 1-2 )
II . mordekhai menolak untuk sujud
a.
Kemarahan Haman :
Mordekhai dalam bahaya ( 3:1-6)
b.
Dekrit Ahasyweros :
Israel dalam bahaya ( 3:7-15).
III . Rencan pelepasan : Ester dalam bahaya ( psl 4-5 )
IV . Jamuan makan pertama Ester :
a.
Ahasyweros tak dapat
tidur : Moerdekhai diingat kembali ( 6:1-5)
b.
Haman direndahkan :
Mordekhai dihormati ( 6:6-13)
V . Jamuan makan kedua Ester
a.
Kemarahan Ahasyweros :
Haman terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman ( psl.7 )
b.
Dekrit Ahasyweros :
Israel diberi hak untuk membela diri ( psl. 8)
VI . Musuh-musuh Israel dibinasakan ( 9:1-19)
VII . Merayakan hari raya purim ( 9:20-23)
VIII . Kebesaran Mordekhai ( 10:1-3). Kitab Ester menunjukkan
perubahan ini.
3 . Kitab Ayub.
Kitab Ayub
mengarahkan kita untuk memikirkan salah satu pertanyaan filosofis yang mendasar
mengenai keberadaan manusia. Kitab ini dianggap sebagai kita yang snagat
praktis karena pertanyaan-pertanyaan yang terdapat didalmnya tidak banyak
mengalami perubahan selama lebih dari lima ribu tahun terakhir dalam sejarah
manusia. Kitab Ayub mengemukakan sebuah sudut pandang Alkitab mengenai
penderitaan ( dibedakan dari menawarkan sebuah penjelasan mengenai penderitaan
). Bagian yang banyak diperdebatkan adalah Elihu. Bahwa Elihu tidak disebutkan
dalam epilog dapat dijelaskan karena ia tidak menyinggung perasaan dlam
tanggapan kepada Ayub. Sahabat-sahabat yang lain menasihati ayub untuk
mengakui dosa-dosa yang tidak diketahuinya atau yang tidak nyata untuk
meredakan kemurkaan Allah. Elihu tidak mempunyai gamabran yang salah mengenai
Allah dan tidak diminta member pertangungjawaban. Oleh karena itu tidak ada
alasan untuk mengangap kata-kata Elihu sebagai yang kurang penting. Sesudah
diakui bahwa kitab Ayub adalah : bagian dari kumpulan sastra hikmat, maka ada
kemungkinan untuk menerima bahwa dialog yang dikemukakan tidaklah disajikan
seperti rekaman seorang wartawan yang mengutip kata-kata yang tepat dari setiap
orang yang terlibat. Hasilnya adalah bahwa peulisan kitab Ayub baru dilakukan
beberapa abad sesudah Ayub mengalami peristiwa-peristiwa itu . kitab ini
beranekaragam gaya sastar, termasuk dialog ( psl. 4-27); percakapan seorang
diri ( psl. 3), ceramah ( psl.29-41 ), cerita ( psl. 1-2 ), dan nyanyian pujian
( psl. 28).
Tujuan kitab Ayub adalah menyelidiki kebijakan-kebijakan Allah yang
berkaitan dengan keadilan, secara khusus yang dikaitkan dengan penderitaan
orang benar. Penyelidikan ini mengambil dua arah utama :
- Iblis secara tak langsung
disebutkan dalam 9;1-11 bahwa kebijakan Allah dalam memberkati orang benar
justru menghalangi perkembangan kebenaran yang sejati.iblis mengatakan
bahwa pertanyaannya dapat dibuktikan dengan cara menghentikan
berkat-berkat Ayub. Perkiraan iblis yang murni untuk kepentingan kebenaran
tidak ada, dan memang tidak mungkin ada dalam system yang dijalankan
Allah. Kebijakan ditempatkan dalam ujian disini, bukan Ayub.
- Ayub
bertanya bagaimana mungkin Allah dapat membiarkan orang benar menderita.
Sekalagi ini adalah kebijaksaan Allah yang diuji. Sejak awal bahwa kita
tahu Ayub tidak berdoa. Namun yang penting bagi pengembangan tujuan kitab
ini adalah bahwa Ayub membenarkan kebijakan Allah memberakti orang benar
dengan tetap memelihara integritasnya bahkan pada waktu dia tidak
diberkati untuk itu.
Pesan dari kitab ini berkaitan dengan perhatian iblis bahwa perlakuan
Allah memberkati orang benar bukan merupakan sebuah penghalang untuk
pengembangan kebenaran yang sejati. Keinginan Ayub adalah agar kasusnya
diperisa dipengadilan . dengan keluhannya terhadap Allah , ia berusaah untuk
menempatkan dirinya sebagai penggugat dan Allah sebagai tergugat.
Alah membenarkan Ayub dihadapan sahabat-sahabatnya. Keadilan Allah
dibenarkan, bukan dengan menetapkan penyebab “sah” dari penderitaan, tetapi
denga menunjukkan himatNya yang besar. Pada akhirnya tidak, perantara tidak diperlukan
dan tidak ada yang menampakkan diri. Klaim Ayub kalau dirinya diperlakukan
secara adil lenyap dihadapan tantangan Allah, kebutuhannya akan seorang
kerabatpenebus dihapuskan ketika ia dipulihkan.
4 . Kitab Mazmur
Kitab Puisi Alkitab adalah: kitab Mazmur
merupakan salah satu kitab perjanjian lama yang paling disukai dan palinhg
sering digunakan, namun bersama-sama dengan itu, kitab ini merupakan salah satu
kitab yang problematic dalam kanon. Dua aspek dalam penulisan perlu
dipertimbangkan : penulis lain yang disebut adalah : Musa (90), Salomo
(72,127), Asaf ( 50, 73-83 ), Heman (880, Etan (89), dan satu kelompok yang
disebut sebagai anak-anak atau bani Korah ( 42, 44-49, 84-85, 87 ).
Kitab di bagi menjadi :
Kitab I : 1-41
Kitab II : 42-72
Kitab III : 73-89
Kitab IV : 90-106
Kitab V : 107-150.
Dianatara kumpulan-kumpulan yang sudah diketahui ialah :
- Kelompok Daud I : 3-41
- Kelompok bani Korah I : 42-49
- Kelompok Daud II : 51-65
- Kelompok Asaf : 73-83
- Kelompok bani Korah II : 84-88
- Kelompok pujian Jemaah I :
95-100
- Kelompok Haleluya : 111-117
- Nanyian-nyanyian ziarah ke
Yerusalem : 120-134
- Kelompok Daud III : 138-145
- Kelompok
pujian Jemaah II : 146-150
Ketika membaca berbagai kitab Mazmur dan doa orang Babel, maka
orang sudah akrab dengan Alkitab tentu mengenali adanya kesamaan umum dalam hal
pujian dan dalam berbagai situasi yang menimbulkan keluhan-keluhan kepada
Allah. Dalam Mazmur yang berbicara tentang Allah dan ciptaanNya ( 8, 19,
29,65,104) beberapa pokok penting ditetapkan. Allah adalan pencipta dan
pemelihara serta mengatur seluruh ciptaan ( 104). Ciptaan dan alam menyatakan
kemuliaan Allah ( 19 ). Manusia sudah ditempatkan sebagai yang berkuasa atas
ciptaan ( 8 ). Kekuatan alam adalah instrument dari kuasaNya dan berkatNya 9
29,65 ). Dengan demikian ditinggikan atas alam dalam suatu cara yang tidak
mungkin terjadi alam sistempoliteistis Timur dekat kuno.
5 . Kitab Amsal
Kitab Amsal
mewakili warisan sastra orang-orang bijaksana Ibrani. Penulisan kitab Amsal
adalah Salomo. Salomo diakui sebagai yang mengutarakan sebanyak 3000 amsal (
ratusan diantarnya terpelihara dalam kitab Amsal ) dan 1005 nyanyian seperti (
mzm. 72, 127 ). Tujuan dari kitab Amsal adalah : untuk mengumpulkan himat dari
Israel kuno dan menawarkan ajaran-ajaran dan contoh di dalam kehidupan yang
saleh. Hikmat yang tersusun di dalam kitab ini berfungsi untuk membentuk
karakter dan mengajukan kebajikan yang sepadan dengan perintah-perintah Musa.
Hikmat yang bersifat pengajaaran berpusat pada tiga lemabaga yaitu
:
- Keluarga atau marga
- Istana raja, dan
- Sekolah-sekolahahli
Taurat
Pesan dari kitab Amsal bergantung oada kepercayaan bahwa hikmat
dapat diajarkan dan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
( 4:1-9 ). Karena pengetahuan dan pengertian adalah pusaka yang lebih berharga
dari pada permata, emas, dan perak maka penting sekali bagi kaum muda untuk
mendengarkan, menerima dan menaati, ajaran para tua-tua, orang bijak, dan
terlebih lagi orangtua mereka ( 1:8-9 ). Inti pengajaran perjanjian lama adalah
merindukan dan menerapkan “takut akan Tuhan “ pada kehidupan sehari-hari (
2:1-6). . Akhirnya Kitab Amsal memberikan berbagai petunjuk mengenai tutur kata
yang terbaik dari manusia. Perkataan orang bijak terbit dari karakter yang
benar dan pertimbangan yang matang ( 12:17; 14:5 ). Perkataan orang bijak
ditandai dengan sifat-sifat kejujuran ( 16:13 ), ringkas ( 10:14 ), kelemah
lembutan ( 15:1), dan kecocokan ( 15:23 ). Hikmat Kitab Amsal meninggikan
kebajikan dari pernikahan ( monogamy ) dan memperingatkan untuk menjauhi
kebodohan dari kebebasan seksual. Dalam banyak hal pengajaran dari Kitab Amsal
mengenai seksualitas manusia dan pernikahan merupakan sebuah tafsiran praktis
terhadap penciptaan laki-laki dan perempuan dan kesatuan mereka sebagai satu
daging ( kej. 2:18-25).
6 . Kitab Pengkhotbah
Kitab Pengkhotbah sudah seringkali dihindari oleh orang-orang yang
merasa terganggu dengan pandangan hidup yang disampaikan di dalam kitab
tersebut. Tujuan dari kitabPengkhotbah adalah : memndemonstrasikan bahwa tidak
satupun di dalam kehidupan ini yang dapat memberikan kepuasan atau memberikan
arti kehidupan. Hikmat dalam Kitab Pengkhotbah berasal dari seorang yang
dikenal sebagai “ Qoheleth “. Secara tradisional Qoheleth sudah dikenalo sebaga
Salomo karena informasi yang diberikan dalam dua ayat pertamadari kitab ini.
Cirri-ciri Salomo pada bagian-bagian tertentu seperti 2:1-11 dengan je;as
menyatakan maksud penulis agar pembaca memikirkan pengalaman-pengalaman salomo.
Dari pertengahan abad ke-2 M, beberapa orang sudah mempertanyakan otoritas
kitab ini dank arena itu juga status kanoniknya. Latar belakang kitab
Pengkhotbah berisi beberapa gaya sastra. Tujuan Qoheleth adalah untuk
menegaskan bahwa tidak sesuatu pun “ di bawah matahari “ yang mampu memberikan
arti kehidupan. Pesan Pengkhotbah adalah : bahwa jalan kehidupan yang harus
dituruti adalah kehidupan yang berpusat kepada Allah. Kehidupan secara
silih berganti menawarkan masa yang baik dan masa sukar dan tidak mengikuti
pola tertentu seperti yang dianjurkan oleh prinsip pembalasan. Tetapi semua
berasal dari tangan Allah ( 7:14). Inibukan berarti meninggalkan segala sesuatu
agar dapat hidup bersenang-senang, tetapi adalah integrasi kehidupan dan iman
yang optimis dan bertanggungjawab. Penikamatan kehidupan tidak termasuk dalam
pencarian akan kepuasan pribadi, tetapi dalam keinsafan bahwa segala sesuatu
berasal dari tangan Allah.
7 . Kitab Kidung Agung
Kitab ini
mengambil judulnya dari sebuah frase ayat pembukaan ( 1:1) dan diberi
bermacam-macam nama seperti “kidung nyanyian)”, “kidung-kidung”, “kidung
Salomo”, atau bahkan “ kidung terbaik”. Kitab kidung ditempatkan diantar
kitab-kitab himat dan syair dalam Septuaginta dan hamper dalam semua Alkitab
versi bahasa Inggris. Kitab Kidung Agung pertama-tama dikelompokkan diantara 5
gulungan kitab yang hanya di baca pada hari raya tertentu (Megilot )dalam kanon
Ibrani, dan dilingkungan Yudaisme yang kemudian kitab ini ditentukan untu k
dibaca sebagai bagian dari perayaan Paskah, karena diartikan sebagai kitab yang
menggambarkan kasih Allah untuk Israel. Kitab ini ditulis ketika Raja
Salomo memberikan penanggalan puisi tersebut pada bagian akhir abad ke 10 SM,
berdasarkan ayat pembukaan (1:1). Beberapa pendekatan penafsiran utama untuk
kitab Kidung Agung yang sudah muncul dari penyelidikan dan analisa-analisa
kesarjanaan di rangkumkan dibawah ini :
- Dramatis.: pandangan ini
terlihat dalam tradisi gereja sejak abad ke-3 M, bagian besar didasarkan
pada analogi dari drama tragedy Yunani yang berkembang dalam abad ke -6
SM.
- Tipologis. : model Tipologis
mengakui kesejarahan kitab itu ( entahkah itu memperingati hari pernikahan
Salomo denga puteri Firaun ataukah dianggap sebagai rayuan cinta sang raja
terhadap seorang gadis Sulam ), tetapi dibawah penyajian harfiah sejarah
Perjanjian Lama dengan sebuah kesejajaran bentuk yang berhubungan di
Perjanjian Baru.
- Kultus. : pendekatan yang
menyangkut kultus atau pendekatan mitologis melihat Kidung Agung sebagai
suatu adaptasi Ibrani dari liturgy pemujaan dewi kesuburan orang
Mesopotamia.
- Seri kisah Perkawinan.
- Didaktis. : pandangan didaktik
tidak menyangkal aspek-aspek sejarah dari Kitab Kidung Agung.
- Alegoris. ; adalah cara yang
paling tua dan tetap merupakan pendekatan yang paling popular kepada
Kidung Agung dalam tradisi Yahudi dan Kristen.
- Harfiah.
: natural mengambil Kitab Kidung Agung pada nilai yang terlihat dalam
menafsirkan syair cinta itu sebagaimana adanya-sensual, bahkan erotis,
ungkapan dan gairah dari dua orang muda yang saling mencintai dan
mengutarakan kerinduan mereka kepada satu sama lain.
Kitab ini memuji-muji kebaikan dan kesucian cintaseksual antara
orang laki-laki dan perempuan oleh Allah ( kej. 1:27; 2:4-7, 18:24). Makna
Kidung Agung disambut sebagai penawar terhadap seksualitas yang tidak wajar dan
kemerosotan lembaga perkawinan. Memhami Kidung Agung sebagai kisah cinta dengan
tiga tokoh memperkenalkan lebih lanjut unsure-unsur didaktik pada tujuan dan
pesan syair. Alkitab tidak memberi tempat untuk hubungan seksual pernikahan
ataupun diluar pernikahan, entahkah itu bersifat heteroseksual ataupun
homseksual. Akhirnya, Kidung Agung menegaskan kebaikan dan kebenaran cinta
jasmani di dalam ikatan perkawinan yang sudah ditetapkan Allah. Kekudusan
perkwinan dan keintiman jasmani yang tepat di dalam pernikahan (
digambarkan sebagai kesetiaan erotis di dalam kidung agung ) adalah kebenaran
yang vital bagi gerejaNya yang ditempatkan Allah ditengah-tengah masyarakat
yang terperosok dalam aktivitas seksual dan memudahkan perceraian.