https://youtube.com/@renungan_harian_kristen?si=W15pDZgPwQPxnbvM
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Kitab Puisi

 


 

Apa Saja kitab Puisi dan Hikmat itu?

1 . Kitab Ezra dan Nehemia

Ezra dan Nehemia adalah para pembaru yang hidup sezaman pada periode pasca pembuangan. 

Seperti para pendahulu mereka, yaitu Hagai dan Zakharia, mereka mempunyai pelayanan yang saling melengkapi di Yerusalem baik yang bersifat fisik maupun yang rohani.

Tujuan dari pada kitab Ezra dan Nehemia untuk memperlihatkan banyak cara kalau Allah itu setia bekerja di dalam memulihkan bangsa Israel kenegeri mereka setelah pembuangan  Babilonia. 

Komposisi yangs sebenarnya dari Kitab Ezra-Nehemia terdiri atas beberpa tahap dan barangkali diselesaikan  sekitar tahun 400 SM. Urutan penyusunannya bisa diuraikan sebagai berikut :

  1. Ezra dan Nehemia menulis riwayat hidup singkat pribadi mereka ( kira-kira 440-420 SM )
  2. Penulis Tawarikh itu menggabungkan sumber-sumber riwayat hidup Ezra dan Nehemi, dan sengaja merangkaikan materi tersebut.
  3. Penulis Tawarikh menambahkan narasi Sesbazar/zerubabel sebagai kata pengantar atau pendahuluan, pada riwayat hidup Ezra dan Nehemia.

Ezra adalah salah satu dari dua kitab perjanjian Lama dengan banyak bagian teks yang ditulis dalam bahasa Aram dan bukan dalam bahasa Ibrani ( Ezra. 4:8-6:18; 7:12-26 , bandingkan Daniel. 2:4-7:28 ). 

Yerusalem pada masa Ezra dan Nehemia sedikit berbeda dari Yerusalem pada waktu Hagai dan Zakharia bernubuat sekitar 60 tahun sebelumnya/ sekitar tahun 520-518 SM ( Ezra. 5:1-2 ). Pembangunan Bait Suci  yang kedua hanya merupakan bayangan  dari bangunan megah yang didirikan oleh Salomo ( Ezra. 3:12 ). Situasi ini belum benar-benar berubah ketika Ezra dan Nehemia tiba di Yerusalem sekitar pertengahan abad ke-5SM. Inisiatif Nehemia untuk memperbaiki kembali tembok-tembok Yerusalem dilakukan sementara menghadapi penolakan keras dan koalisi musuh-musuh asing setempat, termasuk Sanbalat ( gubernur Samaria yang memegang pengawasan atas propinsi Yehuda),  Tobia yang disebut ( orang Amon , dan anggota yang berpengaruh dari kaum ningrat di Yerusalem karena perkawinannya), Gasem ( seorang pejabat Arabia ), dan orang Arab, orang Amon dan orang Asdod ( Neh. 4:1-9 ). Tiga pilihan untuk kronologi pelayanan Ezra di yerusalem telah muncul dari diskusi tersebut : pandangan

  1. Ezra tiba  di Yerusalem selama tahun ketujuh dari pemerintahan Raja Artahsasta I, atau  tahun 458 SM ( Ezra. 7:8).
  2. Ditetapkan atas dasar asumsi bahwa teks Ezra 7:8 sudah menyimpang dari aslinya sebagai akibat dari transmisi manuskrip dan seharusnya dibaca tahun “ketiga puluh tujuh” dari pemerintahan Artahsasta I dan bukannya ketujuh.
  3. Ezra melayani di Yerusalem selama tahun kr-7 dari pemerintahan Artahsasta  II, atau sekitar 398 SM. 

Kitab Ezra dimulai dengan menceritakan proklamasi Koresy untuk  pemugaran Yerusalem (Ezr. 1:1-4 ), dan kitab Nehemia diakhiri dengan berbagai pemabaruan yang dilakukan oleh Nehemia selama masa jabatan yang kedua sebagai bu[ati Yerusalem yang diangkat oleh kerjaan Persia ( Neh. 13:6-30 ). 

Tiga unit materi yang cukup banyak dapat diketahui dengan cepat :

  1. Narasi Sesbazar/ Zerubabel ( Ezr.1:6)
  2. Riwayat hiduo Ezra ( Ezr. 7-10; Nehemia 7:73-10:39 )
  3. Riwayat hidup Nehemia ( Neh. 1:1-7:73; 11:31 ).

Garis besar seluruh karya tulisnya menunjukkan adanya kesengajaan dalam merangkai dan menyelipkan pada unit-unit sastra oleh penyusunnya. 

2.  Kitab Ester

 Latar belakang kitab ini adalah kerjaan Persia pada awal sampai pertengahan abad ke-5 SM, jadi jelaslah bahwa kitab ini pasti ditulis sesudah waktu itu. Xerxes I dikenali sebagai Ahasyweros dan memerintah dari tahun 465 SM. Dia adalah putra Darius Agung yang sangat berhasil, yang telah menguasai bagian-bagian dari India dan Eropa Timur dan menjadikannya bagian dari imperiumnya yang sedang berkembang. Tujuan dari kitab Ester adalah untuk mempersiapkan bahwa Allah dapat menggenapi maksud-maksudNya melalui “peristiwa-peristiwa kebetulan”semudah seperti yang dapat Dia lakukan melalui mukjizat-mukjizat pembebasan yang besar. Kitab Ester menyampaikan beberapa pendapat yang amat khsusus mengenai tindakan-tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Tuhan. Sejarah Israel penuh dengan kejadian-kejadian yang mengagumkan ketika Tuhan turun tangan demi Umat perjanjianNya. Tetapi allah tidak begitu dalam kitab Ester. Kitab Ester dibaca setiap tahun pada waktu orang Yahudi “undi-undi. 

Garis besar kitab Ester:

I . Ester mulai berkuasa ( psl 1-2 )

II . mordekhai menolak untuk sujud

a.                   Kemarahan Haman : Mordekhai dalam bahaya ( 3:1-6)

b.                  Dekrit Ahasyweros : Israel dalam bahaya ( 3:7-15).

III . Rencan pelepasan : Ester dalam bahaya ( psl 4-5 )

IV . Jamuan makan pertama Ester : 

a.                   Ahasyweros tak dapat tidur : Moerdekhai diingat kembali ( 6:1-5)

b.                  Haman direndahkan : Mordekhai dihormati ( 6:6-13)

V . Jamuan makan kedua Ester 

a.                   Kemarahan Ahasyweros : Haman terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman ( psl.7 )

b.                  Dekrit Ahasyweros : Israel diberi hak untuk membela diri ( psl. 8)

VI . Musuh-musuh Israel dibinasakan ( 9:1-19)

VII . Merayakan hari raya purim ( 9:20-23)

VIII . Kebesaran Mordekhai ( 10:1-3). Kitab Ester menunjukkan perubahan ini.

3 . Kitab  Ayub.

            Kitab Ayub mengarahkan kita untuk memikirkan salah satu pertanyaan filosofis yang mendasar mengenai keberadaan manusia. Kitab ini dianggap sebagai kita yang snagat praktis karena pertanyaan-pertanyaan yang terdapat didalmnya tidak banyak mengalami perubahan selama lebih dari lima ribu tahun terakhir dalam sejarah manusia. Kitab Ayub mengemukakan sebuah sudut pandang Alkitab mengenai penderitaan ( dibedakan dari menawarkan sebuah penjelasan mengenai penderitaan ). Bagian yang banyak diperdebatkan adalah Elihu. Bahwa Elihu tidak disebutkan dalam epilog dapat dijelaskan karena ia tidak menyinggung perasaan dlam tanggapan kepada  Ayub. Sahabat-sahabat yang lain menasihati ayub untuk mengakui dosa-dosa yang tidak diketahuinya atau yang tidak nyata untuk meredakan kemurkaan Allah. Elihu tidak mempunyai gamabran yang salah mengenai Allah dan tidak diminta member pertangungjawaban. Oleh karena itu tidak ada alasan untuk mengangap kata-kata Elihu sebagai yang kurang penting. Sesudah diakui bahwa kitab Ayub adalah : bagian dari kumpulan sastra hikmat, maka ada kemungkinan untuk menerima bahwa dialog yang dikemukakan tidaklah disajikan seperti rekaman seorang wartawan yang mengutip kata-kata yang tepat dari setiap orang yang terlibat. Hasilnya adalah bahwa peulisan kitab Ayub baru dilakukan beberapa abad sesudah Ayub mengalami peristiwa-peristiwa itu . kitab ini beranekaragam gaya sastar, termasuk dialog ( psl. 4-27); percakapan seorang diri ( psl. 3), ceramah ( psl.29-41 ), cerita ( psl. 1-2 ), dan nyanyian pujian ( psl. 28). 

Tujuan kitab Ayub adalah menyelidiki kebijakan-kebijakan Allah yang berkaitan dengan keadilan, secara khusus yang dikaitkan dengan penderitaan orang benar. Penyelidikan ini mengambil dua arah utama :

  1. Iblis secara tak langsung disebutkan dalam 9;1-11 bahwa kebijakan Allah dalam memberkati orang benar justru menghalangi perkembangan kebenaran yang sejati.iblis mengatakan bahwa pertanyaannya dapat dibuktikan dengan cara menghentikan berkat-berkat Ayub. Perkiraan iblis yang murni untuk kepentingan kebenaran tidak ada, dan memang tidak mungkin ada dalam system yang dijalankan Allah. Kebijakan ditempatkan dalam ujian disini, bukan Ayub.
  2. Ayub bertanya bagaimana mungkin Allah dapat membiarkan orang benar menderita. Sekalagi ini adalah kebijaksaan Allah yang diuji. Sejak awal bahwa kita tahu Ayub tidak berdoa. Namun yang penting bagi pengembangan tujuan kitab ini adalah bahwa Ayub membenarkan kebijakan Allah memberakti orang benar dengan tetap memelihara integritasnya bahkan pada waktu dia tidak diberkati untuk itu. 

Pesan dari kitab ini berkaitan dengan perhatian iblis bahwa perlakuan Allah memberkati orang benar bukan merupakan sebuah penghalang untuk pengembangan kebenaran yang sejati. Keinginan Ayub adalah agar kasusnya diperisa dipengadilan . dengan keluhannya terhadap Allah , ia berusaah untuk menempatkan dirinya sebagai penggugat dan Allah sebagai tergugat. 

Alah membenarkan Ayub dihadapan sahabat-sahabatnya. Keadilan Allah dibenarkan, bukan dengan menetapkan penyebab “sah” dari penderitaan, tetapi denga menunjukkan himatNya yang besar. Pada akhirnya tidak, perantara tidak diperlukan dan tidak ada yang menampakkan diri. Klaim Ayub kalau dirinya diperlakukan secara adil lenyap dihadapan tantangan Allah, kebutuhannya akan seorang kerabatpenebus dihapuskan ketika ia dipulihkan. 

4 . Kitab Mazmur

            Kitab Puisi Alkitab adalah: kitab Mazmur merupakan salah satu kitab perjanjian lama yang paling disukai dan palinhg sering digunakan, namun bersama-sama dengan itu, kitab ini merupakan salah satu kitab yang problematic dalam kanon. Dua aspek dalam penulisan perlu dipertimbangkan : penulis lain yang disebut adalah : Musa (90), Salomo (72,127), Asaf ( 50, 73-83 ), Heman (880, Etan (89), dan satu kelompok yang disebut sebagai anak-anak atau bani Korah ( 42, 44-49, 84-85, 87 ). 

Kitab di bagi menjadi :

Kitab I             : 1-41

Kitab II           : 42-72

Kitab III          : 73-89

Kitab IV          : 90-106

Kitab V           : 107-150.

Dianatara kumpulan-kumpulan yang sudah diketahui ialah :

  1. Kelompok Daud I : 3-41
  2. Kelompok bani Korah I : 42-49
  3. Kelompok Daud II : 51-65
  4. Kelompok Asaf : 73-83
  5. Kelompok bani Korah II : 84-88
  6. Kelompok pujian Jemaah I : 95-100
  7. Kelompok Haleluya : 111-117
  8. Nanyian-nyanyian ziarah ke Yerusalem : 120-134
  9. Kelompok Daud III : 138-145
  10. Kelompok pujian Jemaah II : 146-150

Ketika membaca berbagai kitab Mazmur dan doa orang Babel, maka orang sudah akrab dengan Alkitab tentu mengenali adanya kesamaan umum dalam hal pujian dan dalam berbagai situasi yang menimbulkan keluhan-keluhan kepada Allah. Dalam Mazmur yang berbicara tentang Allah dan ciptaanNya ( 8, 19, 29,65,104) beberapa pokok penting ditetapkan. Allah adalan pencipta dan pemelihara serta mengatur seluruh ciptaan ( 104). Ciptaan dan alam menyatakan kemuliaan Allah ( 19 ). Manusia sudah ditempatkan sebagai yang berkuasa atas ciptaan ( 8 ). Kekuatan alam adalah instrument dari kuasaNya dan berkatNya 9 29,65 ). Dengan demikian ditinggikan atas alam dalam suatu cara yang tidak mungkin terjadi alam sistempoliteistis Timur dekat kuno. 

5 . Kitab Amsal 

            Kitab Amsal mewakili warisan sastra orang-orang bijaksana Ibrani. Penulisan kitab Amsal adalah Salomo. Salomo diakui sebagai yang mengutarakan sebanyak 3000 amsal ( ratusan diantarnya terpelihara dalam kitab Amsal ) dan 1005 nyanyian seperti ( mzm. 72, 127 ). Tujuan dari kitab Amsal adalah : untuk mengumpulkan himat dari Israel kuno dan menawarkan ajaran-ajaran dan contoh di dalam kehidupan yang saleh. Hikmat yang tersusun di dalam kitab ini berfungsi untuk membentuk karakter dan mengajukan kebajikan yang sepadan dengan perintah-perintah Musa.

Hikmat yang bersifat pengajaaran berpusat pada tiga lemabaga yaitu :

  1. Keluarga atau marga
  2. Istana raja, dan
  3. Sekolah-sekolahahli Taurat

Pesan dari kitab Amsal bergantung oada kepercayaan bahwa hikmat dapat diajarkan dan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya ( 4:1-9 ). Karena pengetahuan dan pengertian adalah pusaka yang lebih berharga dari pada permata, emas, dan perak maka penting sekali bagi kaum muda untuk mendengarkan, menerima dan menaati, ajaran para tua-tua, orang bijak, dan terlebih lagi orangtua mereka ( 1:8-9 ). Inti pengajaran perjanjian lama adalah merindukan dan menerapkan “takut akan Tuhan “ pada kehidupan sehari-hari ( 2:1-6). . Akhirnya Kitab Amsal memberikan berbagai petunjuk mengenai tutur kata yang terbaik dari manusia. Perkataan orang bijak terbit dari karakter yang benar dan pertimbangan yang matang ( 12:17; 14:5 ). Perkataan orang  bijak ditandai dengan sifat-sifat kejujuran ( 16:13 ), ringkas ( 10:14 ), kelemah lembutan ( 15:1), dan kecocokan ( 15:23 ). Hikmat Kitab Amsal meninggikan kebajikan dari pernikahan ( monogamy ) dan memperingatkan untuk menjauhi kebodohan dari kebebasan seksual. Dalam banyak hal pengajaran dari Kitab Amsal mengenai seksualitas manusia dan pernikahan merupakan sebuah tafsiran praktis terhadap penciptaan laki-laki dan perempuan dan kesatuan mereka sebagai satu daging ( kej. 2:18-25). 

6 . Kitab Pengkhotbah

Kitab Pengkhotbah sudah seringkali dihindari oleh orang-orang yang merasa terganggu dengan pandangan hidup yang disampaikan di dalam kitab tersebut. Tujuan dari kitabPengkhotbah adalah : memndemonstrasikan bahwa tidak satupun di dalam kehidupan ini yang dapat memberikan kepuasan atau memberikan arti kehidupan. Hikmat dalam Kitab Pengkhotbah berasal dari seorang yang dikenal sebagai “ Qoheleth “. Secara tradisional Qoheleth sudah dikenalo sebaga Salomo karena informasi yang diberikan dalam dua ayat pertamadari kitab ini. Cirri-ciri Salomo pada bagian-bagian tertentu seperti 2:1-11 dengan je;as menyatakan maksud penulis agar pembaca memikirkan pengalaman-pengalaman salomo. Dari pertengahan abad ke-2 M, beberapa orang sudah mempertanyakan otoritas kitab ini dank arena itu juga status kanoniknya. Latar belakang kitab Pengkhotbah berisi beberapa gaya sastra. Tujuan Qoheleth adalah untuk menegaskan bahwa tidak sesuatu pun “ di bawah matahari “ yang mampu memberikan arti kehidupan. Pesan Pengkhotbah adalah : bahwa jalan kehidupan yang harus dituruti  adalah kehidupan yang berpusat kepada Allah. Kehidupan secara silih berganti menawarkan masa yang baik dan masa sukar dan tidak mengikuti pola tertentu seperti yang dianjurkan oleh prinsip pembalasan. Tetapi semua berasal dari tangan Allah ( 7:14). Inibukan berarti meninggalkan segala sesuatu agar dapat hidup bersenang-senang, tetapi adalah integrasi kehidupan dan iman yang optimis dan bertanggungjawab. Penikamatan kehidupan tidak termasuk dalam pencarian akan kepuasan pribadi, tetapi dalam keinsafan bahwa segala sesuatu berasal dari tangan Allah. 

7 . Kitab Kidung Agung

            Kitab ini mengambil judulnya dari sebuah frase ayat pembukaan ( 1:1) dan diberi bermacam-macam nama seperti “kidung nyanyian)”, “kidung-kidung”, “kidung Salomo”, atau bahkan “ kidung terbaik”. Kitab kidung ditempatkan diantar kitab-kitab himat dan syair dalam Septuaginta dan hamper dalam semua Alkitab versi bahasa Inggris. Kitab Kidung Agung pertama-tama dikelompokkan diantara 5 gulungan kitab yang hanya di baca pada hari raya tertentu (Megilot )dalam kanon Ibrani, dan dilingkungan Yudaisme yang kemudian kitab ini ditentukan untu k dibaca sebagai bagian dari perayaan Paskah, karena diartikan sebagai kitab yang menggambarkan  kasih Allah untuk Israel. Kitab ini ditulis ketika Raja Salomo memberikan penanggalan puisi tersebut pada bagian akhir abad ke 10 SM, berdasarkan ayat pembukaan (1:1). Beberapa pendekatan penafsiran utama untuk kitab Kidung Agung yang sudah muncul dari penyelidikan dan analisa-analisa kesarjanaan di rangkumkan dibawah ini :

  1. Dramatis.: pandangan ini terlihat dalam tradisi gereja sejak abad ke-3 M, bagian besar didasarkan pada analogi dari drama tragedy Yunani yang berkembang dalam abad ke -6 SM.
  2. Tipologis. : model Tipologis mengakui kesejarahan kitab itu ( entahkah itu memperingati hari pernikahan Salomo denga puteri Firaun ataukah dianggap sebagai rayuan cinta sang raja terhadap seorang gadis Sulam ), tetapi dibawah penyajian harfiah sejarah Perjanjian Lama dengan sebuah kesejajaran bentuk yang berhubungan di Perjanjian Baru. 
  3. Kultus. : pendekatan yang menyangkut kultus atau pendekatan mitologis melihat Kidung Agung sebagai suatu adaptasi Ibrani dari liturgy pemujaan dewi kesuburan orang Mesopotamia. 
  4. Seri kisah Perkawinan.
  5. Didaktis. : pandangan didaktik tidak menyangkal aspek-aspek sejarah dari Kitab Kidung Agung. 
  6. Alegoris. ; adalah cara yang paling tua dan tetap merupakan pendekatan yang paling popular kepada Kidung Agung dalam tradisi Yahudi dan Kristen. 
  7. Harfiah. : natural mengambil Kitab Kidung Agung pada nilai yang terlihat dalam menafsirkan syair cinta itu sebagaimana adanya-sensual, bahkan erotis, ungkapan dan gairah dari dua orang muda yang saling mencintai dan mengutarakan kerinduan mereka kepada satu sama lain.

    Kitab ini memuji-muji kebaikan dan kesucian cintaseksual antara orang laki-laki dan perempuan oleh Allah ( kej. 1:27; 2:4-7, 18:24). Makna Kidung Agung disambut sebagai penawar terhadap seksualitas yang tidak wajar dan kemerosotan lembaga perkawinan. Memhami Kidung Agung sebagai kisah cinta dengan tiga tokoh memperkenalkan lebih lanjut unsure-unsur didaktik pada tujuan dan pesan syair. Alkitab tidak memberi tempat untuk hubungan seksual pernikahan ataupun diluar pernikahan, entahkah itu bersifat heteroseksual ataupun homseksual. Akhirnya, Kidung Agung menegaskan kebaikan dan kebenaran cinta jasmani di dalam ikatan perkawinan yang sudah ditetapkan Allah. Kekudusan perkwinan dan keintiman jasmani yang tepat di dalam pernikahan  ( digambarkan sebagai kesetiaan erotis di dalam kidung agung ) adalah kebenaran yang vital bagi gerejaNya yang ditempatkan Allah ditengah-tengah masyarakat yang terperosok dalam aktivitas seksual dan memudahkan perceraian.