Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menemukan Cahaya Dalam Firman Tuhan - Saat Teduh - Renungan Harian

Ketika Harapan Sirna: Menemukan Cahaya dalam Firman Tuhan Dalam hidup ini, setiap orang pasti pernah mengalami masa di mana hati terasa berat, harapan memudar, dan dunia seolah menjadi tempat yang gelap. Entah karena kehilangan orang tercinta, kegagalan dalam pekerjaan atau studi, penyakit yang tak kunjung sembuh, atau pergumulan batin yang tak bisa dijelaskan semua ini bisa menjerumuskan kita ke dalam perasaan putus asa. Putus asa adalah lawan dari pengharapan. Dan ketika pengharapan sirna, maka kekosongan mulai masuk. Tapi kabar baiknya adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian dalam keputusasaan. Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Ayat ini adalah fondasi dari renungan kita. Bahwa di balik semua hal yang tidak kita mengerti, Tuhan masih punya rencana, dan rencana itu tidak untuk menghancurkan, tapi untuk membangun. Keputusasaan dalam Kacamata Iman Keputusasaan bukan sekadar perasaan sedih. Ini adalah kondisi rohani dan emosional ketika seseorang kehilangan arah, kehilangan keyakinan bahwa sesuatu yang baik masih mungkin terjadi. Raja Daud menangis semalaman karena dikejar Saul. Ayub kehilangan semua yang ia miliki dan duduk di abu. Elia memohon agar Tuhan mengambil nyawanya. Bahkan Yesus, dalam tubuh kemanusian-Nya, berseru di Getsemani, "Bapa, jika mungkin, biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku." Ini menunjukkan bahwa keputusasaan bukan tanda lemah iman, tapi bagian dari perjalanan iman itu sendiri. Namun, iman yang sejati tidak berhenti di keputusasaan—iman justru menemukan kekuatannya di sana. Mazmur 126:5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Mengapa Tuhan Mengizinkan Kesulitan? Pertanyaan yang sering muncul saat kita berada di titik terendah adalah: “Mengapa Tuhan mengizinkan ini terjadi?” Kita bertanya bukan karena tidak percaya pada-Nya, tetapi karena kita sedang mencari pemahaman di tengah luka. Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. 1. Untuk Membentuk Karakter Kita Roma 5:3-4 Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan; dan ketekunan menimbulkan tahan uji; dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 2. Untuk Membuat Kita Bergantung Penuh pada Tuhan Ayub 1:21 TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! 3. Untuk Menjadi Kesaksian bagi Orang Lain II Korintus 1:4 Ia menghibur kami dalam segala penderitaan kami, supaya kami dapat menghibur mereka yang berada dalam bermacam-macam penderitaan... Janji-janji Tuhan Tuhan tidak hanya hadir di bukit kemenangan, tetapi juga di lembah kelam. Dalam masa paling gelap, Tuhan memberikan janji-janji-Nya yang menjadi terang bagi jiwa kita. Tuhan Menyertai di Tengah Penderitaan Mazmur 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tuhan Memberi Kekuatan Baru Yesaya 40:31 Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Air Mata Kita Tidak Sia-Sia Mazmur 56:9 Engkau menghitung-hitung sengsaraku. Taruhlah air mataku ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kau daftarkan? Tuhan Menyediakan Jalan Keluar 1 Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia... Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Tuhan Yesus Memberkati.

Translate